Lyrics

[Intro – Spoken Word]
Pada helaian waktu,
ada tinta yang gugur,
ada suara yang bisu,
ada aku… yang kehilangan makna.

⸻

[Verse 1 – Rap]
Aku menulis bayang di kertas malam,
Syairku berdarah, puisiku tenggelam,
Setiap noktah jadi parut yang bernyawa,
Setiap koma jadi luka yang berbicara.

Rindu merayap, mengikat nadiku,
Janji yang pudar, membunuh waktu,
Seperti kitab lama, helainya reput,
Cinta jadi debu, terbang tanpa sambut.

⸻

[Hook – Nyanyi]
🌙 Balada sunyi… berlagu tanpa suara,
Sastera hilang… tinggal parut di dada,
Aku terkurung… di ruang tanpa nama,
Mencari makna… tapi semuanya sirna.

⸻

[Verse 2 – Rap]
Bulan tersenyum, tapi hatiku pilu,
Bintang berkelip, tapi redup di mataku,
Aku pengembara di gurun jiwa yang tandus,
Mencari setitis makna, tapi bayang pun pupus.

Seandainya kata bisa pulang semula,
Aku tulis semesta, dengan tinta bahagia,
Tapi kertas putih ini sudah terconteng,
Dengan duka abadi, yang tak pernah hilang.

⸻

[Bridge – Spoken Flow]
Ada puisi… yang mati di hujung lidah,
Ada cinta… yang terkubur tanpa jenazah,
Ada aku… menunggu yang tak kembali,
Dalam balada sunyi, aku pun hilang diri.

⸻

[Hook – Nyanyi]
🌙 Balada sunyi… berlagu tanpa suara,
Sastera hilang… tinggal parut di dada,
Aku terkurung… di ruang tanpa nama,
Mencari makna… tapi semuanya sirna.